Penerapan Pupuk Organik yang Efisien Dan Ramah Lingkungan

Penerapan Pupuk Organik yang Efisien Dan Ramah Lingkungan
Oleh Yuni Asih Gustriani

Image result for pemandangan sawah
Dewasa ini kondisi pertanian di Indonesia sangat memperhatinkan. Berdasarkan Pusat Penelitian Tanah Bogor menunjukan data yang sangat memperihatinkan bahwa banyak lahan di Indonesia yang memiliki kadar bahan organik kurang dari 2%. Hal ini menunjukan telah tejadi penurunan kandungan bahan organik tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu penggunaan pupuk anorganik (kimia) yang sangat intensif. Pupuk anorganik (kimia) tidak hanya berbahaya pada tanah dan perairan, tetapi juga bagi makhluk hidup  seperti hewan ternak, burung, dan bahkan pada manusia (Olsson, et al.,2001).
Saat ini, banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik (kimia) sebagai bahan pemupukannya. Alasan yang banyak ditemukan yaitu petani lebih memilih pupuk anorganik atau pupuk kimia karena harganya yang murah dibandingkan dengan pupuk organik.  Selain itu, petani berpendapat bahwa dengan menggunakan pupuk anorganik (kimia) dapat meningkatkan hasil yang tinggi. Akan tetapi, pendapat tersebut salah, karena dengan menggunakan pupuk anorganik dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif yang berlanjut bagi kesehatan manusia akibat residu kimia yang ditinggalkan serta dampak serius terhadap lingkungan yang menyebabkan penurunan kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara tanah yang diikat oleh residu kimia dalam tanah. Banyak penelitian yang ditemukan dampak negatif tentang pupuk anorganik (kimia) ini yang menunjukan bahwa pupuk anorganik (kimia) dapat merusak tanah misalnya pemberian pupuk Nirogen (N) yang berlebihan akan mengakibatkan tanah menjadi keras.
Tingkat kesadaran dan pengetahuan petani akan pengeloaan bahan-bahan organik yang ada disekitar mereka sangat minim. Jarang sekali petani yang memanfaatkan pupuk organik. Padahal pupuk ini mudah didapatkan di alam sekitar kita, seperti dari limbah hasil panen padi yaitu jerami yang dapat diolah menjadi kompos. Pemanfaatan inilah yang tidak dilakukan oleh petani saat ini, karena mereka hanya ingin memakai pupuk yang instan, seperti halnya pupuk anorganik (kimia). Padahal banyak sekali limbah dari bahan-bahan organik disekitar kita yang dibuang begitu saja dan tidak termanfaatkan. Sedangakan jika petani memanfaatkan bahan-bahan organik ini, mereka akan lebih hemat karena biaya pembuatan yang pupuk organik yang murah, sehingga petani tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk anorganik (kimia).
Kebiasaan menggunakan pupuk anorganik ini sudah berlangsung lama, sehingga sulit untuk merubah pola pikir petani. Padahal apabila petani menggunakan pupuk organik, tentu akan sangat efisien karena bahan pupuk organik mudah kita temukan di alam sekitar kita. Selain mudah didapatkan, pupuk organik juga banyak memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan dan lingkungan. Pemupukan dengan pupuk organik diharapkan agar kita lebih peduli dengan lingkungan alam disekitar kita, alam juga tidak ingin rusak oleh dampak-dampak yang diakibatkan dari pupuk anorganik (kimia). Selain itu, kita sebagai manusia juga tentunya ingin hidup sehat, dengan memakan hasil dari komoditi pertanian yang sehat, tentunya kita akan merasa senang dan tidak khawatir akan residu kimia. Oleh karena itu, pupuk organik diharapakan agar menjadi teknologi tepat guna bagi petani untuk  menjadikan tanaman yang kita tanam menjadi lebih sehat tanpa ada residu bahan kimia, ramah lingkungan dan efisien.
Teknologi pupuk organik sudah berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini terjadi karena adanya dampak dari pemakaian pupuk anorganik (kimia) yang menimbulkan berbagai masalah, meliputi rusaknya ekosistem, masalah kesehatan, hilangnya kesuburan tanah, sampai ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik. Untuk itu, pupuk organik kembali dikembangkan agar dapat mengatasi berbagai masalah yang kita hadapi saat ini.
Pupuk organik merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian dari bagian dan sisa-sisa makhluk hidup. Misalnya, kotoran hewan, seresah daun, dan sisa-sisa sayuran rumah tangga. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir semua unsur baik unsur makro dan mikro.
            Pupuk organik memiliki berbagai jenis, meliputi pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kandang, dan pupuk hayati organik. Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik itu dari tanaman sisa panen atau tanaman yang sengaja ditanam. Tanaman yang biasa menjadi pupuk ini adalah tanaman kacang-kacangan (leguminosa) yang memiliki kandungan hara Nitrogen yang tinggi serta cepat mengurai dalam tanah. Yang kedua pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dar pelapukan bahan organik melaului proses biologis dan bantuan organisme pengurai yang membantu mempercepat pupuk ini. Organisme pengurai bisa berupa mikroorganisme seperti jamur, dan bakteri. Yang ketiga pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti, sapi, kuda, kerbau, ayam, dan kambing. Pupuk ini banyak sekali dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediannya yang melimpah dan proses pembuatannya mudah. Dan yang terakhir yaitu pupuk hayati organik adalah pupuk yag terdiri dari organisme hidup yang mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kesuburan tanah serta menghasilkan nutrisi bagi tanaman. Pupuk ini secara alami akan menyediakan nutrisi melalui proses gradual yaitu dengan cara memfikasi unsur Nitrogen dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang baik untuk tanaman. Jadi dengan pupuk hayati, siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan berkelanjutan.
            Banyak manfaat yang akan kita dapatkan apabila menggunakan pupuk organik. Manfaat yang akan kita peroleh meliputi, tanaman yang menggunakan pupuk organik tidak mudah terserang penyakit, berperan positif dalam menjaga kehilangan hara Nitrogen (N) dan fosfor yang terlarut dalam tanah, dapat meningkatkan kesuburan tanah, dapat mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan yang mengandung banyak hara, dapat meningkatkan struktur tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan tanah pada akar-akar tanaman sehingga tanaman dapar terhindar dari kekeringan, mampu melepas hara tanah secara perlahan shingga dapat mmbantu dan mencegah terjadinya kelebihan hara yang dapat membuat tanaman keracunan, dapat berperan memobilisasi hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap tanaman, dapat memberikan kehidupan organisme tanah, dan dengan menggunakan pupuk organik ini dapat menyehatkan dan menjaga kesehatan manusia karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.
Dengan demikian, petani yang ada di Indonesia diharapkan sadar akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan kita. Sehingga mereka mampu untuk merubah perilaku untuk tidak lagi menggunakan pupuk anorganik (kimia) yang banyak memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Dengan begitu, diharapkan agar petani sadar dan beralih kepada pupuk organik yang memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun dari segi biaya yang efisien dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, penerapan pupuk organik sebagai teknologi tepat guna dapat diaplikasikan oleh petani yang ada di Indonesia dalam kegitan bercocok tanam untuk meningkatkan hasil produktifitas mereka yang tinggi, efisien serta ramah lingkungan.


Komentar